CARA MENULIS ARTIKEL ANTI
PLAGIASI
DENGAN BAIK DAN BENAR
Anjas Rama
Rakasiwi
D-III PMIK Kelas 1B,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
anjasrama1999@gmail.com
Dalam
penulisan artikel tentu tidak akan lepas dari ide, gagasan, dan teori orang
lain yang telah dipublikasikan. Namun terlepas dari itu semua, terkadang masih
ada penulis yang seenaknya saja menyalin hasil tulisan dari orang lain tanpa
memberi sumber atau kutipan. Itulah yang disebut dengan plagiasi. Menurut Didin
Widyartono (2015), “plagiasi merupakan tindakan klaim sepihak terhadap teks dan
nonteks karya orang lain yang diakui sebagai karya sendiri dan hal ini akan
berdampak pada rendahnya integritas akademik penulis.”
Di
Indonesia plagiasi masih bertebaran dimana-mana. Terutama para mahasiswa yang
kesulitan dalam menulis suatu artikel atau bahkan dalam penulisan karya ilmiah.
Berdasarkan penelitian Didin Widyartono (2015), “pengakuan mahasiswa angkatan
2014 pada salah satu PTN di Kota Malang dalam menulis makalah, ditemukan 63,6%
mahasiswa melakukan plagiarisme sangat berat, 33,3% berat, dan 3,0% sedang.
Pengakuan lain dari mahasiswa salah satu PTN di Kota Malang angkatan 2014,
ditemukan pengakuan 69,23% melakukan plagiarisme sangat berat, 15,38% berat,
10,25% sedang, dan 5,12% tidak menjawab.”
Permendiknas RI
No. 17 Tahun 2010 Pasal
10 ayat 4, “Sanksi bagi Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat secara
berurutan dari yang baling ringan sampai dengan yang paling berat terdiri atas:
teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian
sebagai hak mahasiswa, pembatalan
nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa, pemberhentian
dengan hormat dari status sebagai mahasiswa, pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa, atau
pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.”
Oleh
karena itu, dalam menulis sebuah artikel kita harus hati-hati agar tidak agar
tidak dikenai sanksi. “Beberapa kendala yang dihadapi oleh institusi di
Indonesia dengan plagiarisme adalah masih banyak perguruan tinggi belum
menggunakan alat anti-plagiarisme karena biaya alatnya yang mahal. Namun
sebenarnya ada juga alat anti-plagiarisme yang terjangkau 8 seperti Grammarly
yang dapat digunakan di perguruan tinggi. Yang terpenting adalah pemahaman yang
sama antara pendidik dan peserta didik mengenai plagiarisme dan regulasi
plagiarisme.” (Wijaya, 2016)
Ada
sebuah alternative ketika ingin menyalin ide dari orang lain. Tidak perlu takut
akan terkena sanksi. Untuk menghindari plagiasi bisa dengan menyalin ide namun
harus disertai dengan sumbernya. Tindakan menyalin dan menimpa teks bukan
merupakan suatu hal yang terlarang jika melalui kutipan langsung. Tindakan
menyalin dan menimpa ide juga bukan merupakan tindakan terlarang jika melalui
kutipan tidak langsung. (Widyartono, 2015)
Dengan
beberapa pendapat dari orang yang berbeda diatas dapat disimpulkan bahwa
plagiasi merupakan tindakan yang kurang baik dan tidak bertanggung jawab. Oleh
karena itu mari kita belajar bagaimana cara menulis artikel yang baik dan benar
tanpa melakukan plagiasi. Pertama kita harus menentukan tema apa yang akan kita
ambil. Contohnya yaitu tema kesehatan. Gunakanlah google scholar,
garuda.ridtekdikti.go,id, researchgate.net, dan doaj.org sebagai search engine. Salah ssatunya di google
scholar terdapat banyak artikel-artikel yang terpercaya dan bebas dari
plagiasi. Kemudian ketikan “kesehatan” sebagai kata kunci dalam pencarian di
google scholar. Lalu akan mucul banyak artikel kesehatan. Dari artikel-artikel
kita bisa langsung menyalin apapun yang kita inginkan. Tapi harus disertai
sumber dan tidak lebih dari 40 kata. Mengutip karya orang lain dapat ditulis
secara langsung maupun tidak langsung.
Setelah itu, untuk membuktikan
bhawa artikel yang telah dibuat terbebas dari plagiasi bisa di cek menggunakan
sebuah tool online tanpa harus
mendownload. Buka smallseotool dengan
menggunakan link https://smallseotools.com/plagiarism-checker/. Setelah itu
salin dan tempelkan artikel yang telah dibuat. Kemudian tekan check plagiarism. Kemudian akan tertera
mana kalimat yang plagiasi atau kalimat yang tidak plagiasi.
Daftar
Rujukan
McCabe,
D. 2010. A Culture of Plagiarism, Fraud in Academia,
(http://www.business.rutgers.edu/tags/332?page=1), diakses pada 9 Oktober 2018.
Permendiknas
RI No. 17 Tahun 2010 Pasal 10 ayat 4.
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. (http://blog.isi-dps.ac.id/wayansetem/files/2013/11/Permendiknas-Nomor-17-Tahun-2010-Tentang-Plagiat-Materi-4.pdf),
diakses pada 9 Oktober 2018.
Widyartono,
D. 2015. Impelementasi Pindai Plagiasi Secara Sambung Jaring Pada Karya Tulis
Ilmiah Siswa SMA, (https://www.researchgate.net/publication /320554874), diakses
pada 9 Oktober 2018.
Widyartono,
D. 2015. Model Pembelajaran Menulis Kutipan Berbasis Blended Learning, (https://www.researchgate.net/publication /320554874), diakses
pada 9 Oktober 2018.
Widyartono,
D. 2015. Panduan Menulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi. Malang: Universitas
Negeri Malang
Wijaya,
H. 2016. Pencegahan Plagiarisme dengan Anti-Plagiarism
Software dan Reference Management Tools Sebagai Terobosan Inovasi Pendidikan
dalam Publikasi Karya Ilmiah, (https://www.researchgate.net/profile/
Hengki_Wijaya3/publication/326198121), diakses pada 9 Oktober 2018