Minggu, 09 Desember 2018

KURANGNYA KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP PENTINGNYA BAHASA INDONESIA


KURANGNYA KESADARAN GENERASI MUDA
TERHADAP PENTINGNYA
BAHASA INDONESIA


Anjas Rama Rakasiwi
D-III PMIK Kelas 1B, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
anjasrama1999@gmail.com


            Generasi muda anak Indonesia adalah pemuda pemudi harapan bangsa yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan jaman dahulu. Bukan perjuangan untuk melawan para penjajah lagi, akan tetapi perjuangan mempertahankan budaya, tanah air, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia seperti janji kuat yang tertera pada “Sumpah Pemuda” di tahun 1928 yang ditulis oleh Moehammad Yamin dan dibacakan oleh Soegondo pada kala itu.
            Dalam naskah Sumpah Pemuda salah satunya tertulis bahwasanya Putra Putri Indonesia sangat menjunjung yang namanya bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Seperti diketahui di Indonesia sendiri memiliki banyak suku, ras dan budaya yang juga berbeda beda disetiap tempat dari ujung barat Indonesia yaitu kota Sabang di Sumatera hingga ujung timur Indonesia kota Merauke di Papua.  Inilah peran anak bangsa untuk tetap menjaga persatuan dan kesamaan bahasa yang telah menjadi bahasa baku di Negara ini, yaitu Bahasa Indonesia.
            Jaman modern sekarang ini banyak generasi muda yang sering menggunakan bahasa Indonesia dengan kurang baik dan benar, faktanya yaitu penggunaan sering kali tanpa disadari oleh orang itu sendiri, seperti halnya saat dia berbicara kepada orang-orang yang lebih tua disekolah contoh saja guru/dosennya. Penggunaan bahasa Indonesia yang kadang kala terkontaminasi dengan bahasa daerah asal orang tersebut seperti penggunaan  bahasa Jawa contohnya saja yang sering terdengar adalah “kulo”, “njenengan”, “sampeyan”, “supe”, “nggeh” dan lain sebagainya. Dalam nilai budaya penggunaan bahasa tersebut kedudukannya sama dan tetap terdengar sopan tetapi apabila dinilai dari tata bahasa baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut mungkin tidak ada.
            Penggunaan bahasa daerah mungkin dirasa masih bisa dimaklumi khusunya penggunaan bahasa Jawa karma inggil yang kedudukannya masih dinilai sopan dan dapat diterima oleh orang yang lebih dewasa. Lain halnya dengan menggunakan bahasa daerah yang masih mentah yang biasanya sering kita dengar saat berbicara kepada teman baru dari daerah berbeda dengan bahasa yang sama, moment ini sering dijumpai saat seseorang baru mendapat teman baru yang biasanya terjadi saat penempuhan pendidikan ditingkat Mahasiswa.
            Kecenderungan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang atau tidak baku juga dipengaruhi oleh apa yang generasi muda lihat dan dengarkan saat masih berada dirumah, kampung serta lingkungan sekolah saat SMA atau yang lain sebagainya. Seperti halnya saat salah satu dari mereka sudah mencintai bahasa dan budaya Negara asing yang sedang marak beberapa tahun terakhir ini yaitu bahasa dari Negara Korea yang disebabkan karna tergila gilanya kaum hawa terhadap musik serta bahasa dari Negara tersebut sehingga penggunaan etika bahasa saat berbicara kepada sebayanya yang kebetulan memiliki kecenderungan atau kesukaan yang sama seringkali mencampurkan bahasa tersebut terhadap penggunaan bahasa Indonesia saat berbicara.
            Mulai tahun 2012 saat sedang melejitnya sebuah kartun anime yang berasal dari Negara Jepang yaitu “Naruto” kala itu, membuat generasi muda khusunya laki-laki juga mengalami virus perusak etika berbicara bahasa Indonesia yang sama, penggunaan bahasa yang didukung gambar dan animasi yang mumpuni dalam anime tersebut sangat berdampak terhadap penggunaan bahasa Indonesia generasi muda saat berbicara dengan seseorang yang memiliki kecenderungan yang sama persis seperti yang dialami oleh generasi muda kaum hawa.
            Pengaruh bahasa yang berbeda beda terhadap generasi muda juga membuat dampak yang juga berbeda. Hal yang membuat mereka menggunakan  bahasa atau mencintai bahasa Negara Asing disebabkan oleh kurangnya pergaulan serta pengetahuan mereka tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang membuat mereka lebih sering mendengar dan melihat huruf, logat, serta pengucapan dari bahasa Negara Asing.
            Seharusnya kita sebagai seorang generasi muda Indonesia tetap menggunakan bahasa yang baik tanpa mencampur aduk antara bahasa daerah maupun bahasa Asing dari Negara lain. Padahal kita generasi muda sudah diajarkan materi, pengetahuan serta pengucapan bahasaa Indonesia dari kita menginjak pendidikan di kelas satu sekolah dasar. Seharusnya kita tahu bagaimana peranan bahasa Indonesia, fungsi bahasa Indonesia, sejarah penting bahasa Indonesia, serta materi pengembangan dari bahasa Indonesia. Jadi generasi muda haruslah dan wajib mencintai bahasa Indonesia, menjaganya kebakuannya, menjaga agar tidak terkikis oleh bahasa daerah ataupun bahasa asing, dan juga tetap menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA MENULIS ARTIKEL ANTI PLAGIASI DENGAN BAIK DAN BENAR

CARA MENULIS ARTIKEL ANTI PLAGIASI DENGAN BAIK DAN BENAR Anjas Rama Rakasiwi D-III PMIK Kelas 1B, Politeknik Kesehatan Kemenkes M...