KURANGNYA KESADARAN GENERASI MUDA
TERHADAP PENTINGNYA
BAHASA INDONESIA
Anjas Rama Rakasiwi
D-III
PMIK Kelas 1B, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
anjasrama1999@gmail.com
Generasi
muda anak Indonesia adalah pemuda pemudi harapan bangsa yang akan melanjutkan
perjuangan para pahlawan jaman dahulu. Bukan perjuangan untuk melawan para
penjajah lagi, akan tetapi perjuangan mempertahankan budaya, tanah air, bangsa
Indonesia, dan bahasa Indonesia seperti janji kuat yang tertera pada “Sumpah
Pemuda” di tahun 1928 yang ditulis oleh Moehammad Yamin dan dibacakan oleh
Soegondo pada kala itu.
Dalam
naskah Sumpah Pemuda salah satunya tertulis bahwasanya Putra Putri Indonesia
sangat menjunjung yang namanya bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Seperti
diketahui di Indonesia sendiri memiliki banyak suku, ras dan budaya yang juga berbeda
beda disetiap tempat dari ujung barat Indonesia yaitu kota Sabang di Sumatera
hingga ujung timur Indonesia kota Merauke di Papua. Inilah peran anak bangsa untuk tetap menjaga
persatuan dan kesamaan bahasa yang telah menjadi bahasa baku di Negara ini,
yaitu Bahasa Indonesia.
Jaman
modern sekarang ini banyak generasi muda yang sering menggunakan bahasa Indonesia
dengan kurang baik dan benar, faktanya yaitu penggunaan sering kali tanpa
disadari oleh orang itu sendiri, seperti halnya saat dia berbicara kepada
orang-orang yang lebih tua disekolah contoh saja guru/dosennya. Penggunaan
bahasa Indonesia yang kadang kala terkontaminasi dengan bahasa daerah asal
orang tersebut seperti penggunaan bahasa
Jawa contohnya saja yang sering terdengar adalah “kulo”, “njenengan”,
“sampeyan”, “supe”, “nggeh” dan lain sebagainya. Dalam nilai budaya penggunaan
bahasa tersebut kedudukannya sama dan tetap terdengar sopan tetapi apabila
dinilai dari tata bahasa baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut
mungkin tidak ada.
Penggunaan
bahasa daerah mungkin dirasa masih bisa dimaklumi khusunya penggunaan bahasa
Jawa karma inggil yang kedudukannya masih dinilai sopan dan dapat diterima oleh
orang yang lebih dewasa. Lain halnya dengan menggunakan bahasa daerah yang masih
mentah yang biasanya sering kita dengar saat berbicara kepada teman baru dari
daerah berbeda dengan bahasa yang sama, moment ini sering dijumpai saat
seseorang baru mendapat teman baru yang biasanya terjadi saat penempuhan
pendidikan ditingkat Mahasiswa.
Kecenderungan
penggunaan bahasa Indonesia yang kurang atau tidak baku juga dipengaruhi oleh
apa yang generasi muda lihat dan dengarkan saat masih berada dirumah, kampung
serta lingkungan sekolah saat SMA atau yang lain sebagainya. Seperti halnya
saat salah satu dari mereka sudah mencintai bahasa dan budaya Negara asing yang
sedang marak beberapa tahun terakhir ini yaitu bahasa dari Negara Korea yang
disebabkan karna tergila gilanya kaum hawa terhadap musik serta bahasa dari
Negara tersebut sehingga penggunaan etika bahasa saat berbicara kepada
sebayanya yang kebetulan memiliki kecenderungan atau kesukaan yang sama seringkali
mencampurkan bahasa tersebut terhadap penggunaan bahasa Indonesia saat
berbicara.
Mulai
tahun 2012 saat sedang melejitnya sebuah kartun anime yang berasal dari Negara
Jepang yaitu “Naruto” kala itu, membuat generasi muda khusunya laki-laki juga
mengalami virus perusak etika berbicara bahasa Indonesia yang sama, penggunaan
bahasa yang didukung gambar dan animasi yang mumpuni dalam anime tersebut
sangat berdampak terhadap penggunaan bahasa Indonesia generasi muda saat
berbicara dengan seseorang yang memiliki kecenderungan yang sama persis seperti
yang dialami oleh generasi muda kaum hawa.
Pengaruh
bahasa yang berbeda beda terhadap generasi muda juga membuat dampak yang juga
berbeda. Hal yang membuat mereka menggunakan bahasa atau mencintai bahasa Negara Asing
disebabkan oleh kurangnya pergaulan serta pengetahuan mereka tentang pentingnya
penggunaan bahasa Indonesia yang membuat mereka lebih sering mendengar dan
melihat huruf, logat, serta pengucapan dari bahasa Negara Asing.
Seharusnya
kita sebagai seorang generasi muda Indonesia tetap menggunakan bahasa yang baik
tanpa mencampur aduk antara bahasa daerah maupun bahasa Asing dari Negara lain.
Padahal kita generasi muda sudah diajarkan materi, pengetahuan serta pengucapan
bahasaa Indonesia dari kita menginjak pendidikan di kelas satu sekolah dasar.
Seharusnya kita tahu bagaimana peranan bahasa Indonesia, fungsi bahasa
Indonesia, sejarah penting bahasa Indonesia, serta materi pengembangan dari
bahasa Indonesia. Jadi generasi muda haruslah dan wajib mencintai bahasa
Indonesia, menjaganya kebakuannya, menjaga agar tidak terkikis oleh bahasa
daerah ataupun bahasa asing, dan juga tetap menjunjung tinggi bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar