PENTINGNYA KEAKURATAN PENGKODINGAN
DIAGNOSIS PENYAKIT
Anjas Rama Rakasiwi
D-III PMIK 1B, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Anjasrama1999@gmail.com
Keakuratan pengkodingan penyakit
sangatlah penting. Arsil (2006)menyatakan“rekam medis ber manfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan
dan tindakan medis. Rekm medis wajib diisi yang lengkap dan akurat untuk setiap
pasien, setiap dokter dan dokter gigi dengan benar, lengkap dan tepat waktu”.
Lain lagi menurut Siti (2011) “dalam hal pengodean, dokter dan petugas koding
mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pengkodean diagnosis,Ketidakakuratan
bisa dikarenakan dokter dalam menulis diagnosis tidak jelas atau sulit dibaca”.
“ faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaklengkapan dokumen Rekam Medis
Pasien Rawat Inap dari aspek sumber daya manusia dan aspek prosedur pelaksanaan.
Dari aspek sumber daya manusia terdiri dari tingkat kedisiplinan dokter dalam
pengisian dokumen rekam medis, kurangnya tanggung jawab perawat dalam pengisian
dokumenrekam medis” pendapat dari Izha (2008).
Suci
(2011) mengungkapkan “pada hakekatnya rekam medis
merupakan sumber data yang dapatdimanfaatkan
untuk berbagai macam
kepentingan. Untuk data denganidentitas (by
name data), pada ayat (1) huruf c yang menyebutkan identitas pasien
harusmendapat persetujuan secara tertulisdari pasien atau ahli warisnya”. Budi
(2012) berpendapat bahwa “sistem penomoran dokumen rekam medis bertujuan untuk
memberi identitasdokumen rekam medis seorang pasien agartidak tertukar dengan
dokumen rekam medis pasien lain”. “informasi penunjang adalah Informasi yang
sangat penting untuk menentukan keakuratan kode, semakin lengkap informasi yang
dapat dibaca oleh koder maka semakin tepat dan akurat sebuah kode yang
dihasilkan” Yenny (2015). “ berdasarkan hasil survey pendahuluan terhadap 10
dokumen rekam medis dengan diagnosis fracture
humerus di RSUD dr. Moewardi tahun 2013-2015 menunjukan bahwa 30%
lengkap dan 70% tidak lengkap yaitu 40% tidak terdapat keterangan open / closed fracture dan 30% tidak
terdapat lembar anamnesa” Pendapat dariNinawati (2015).Menurut Bambang (2015)
“hasil penelitian menunjukan bahwa dokumen lengkap terdapat 54 DRM (85,72%) dan
dokumen tidak lengkap 17 DRM (23,94%), kelengkapan tertinggi pada keterangan multiple fracture yaitu 70 DRM
(98,59%) dan terendah pada keterangan jenis fracture yaitu 61
DRM (85,92%). Sedangkan untuk keakuratan,
kode akurat sebanyak 24 DRM (33,80%) dan kode tidak akurat 47 DRM (66,20%)”.
Menurut
frenti (2012) “koding&indeksing adalah
kekurangan tenaga, tulisan yang tdak jelas, singkatan yang tidak baku dan data
yang tidak akurat. Ia mengatakan lama waktu yang dibutuhkan untuk menganalisis
kelengkapan dokumen dibutuhkan waktu yang cukup lama seharusnya berapa menit
menganalisis berapa dokumen tapi dikarenakan masih ada dokumen yang tidak
lengkap sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam menganalisis dokumen
rekam medis dan tidak ada standar yang ditetapkan RS”. Eti (2007) mengatakan”Bertanggung
jawab terhadap kelancaran pengisian rekam
medis (status pasien) oleh dokter, mengadakan
evaluasi rutin mingguan, bulanan dan tahunan agar dokumen rekam medis tidak
salah pengkodingan dan akurat”. “Dalam penelitian menerangkan bahwa
ketersediaan formulir yang belum baik karena terdapat penggunaan formulir yang
tidak seharusnya. Hal ini mempengaruhi pengukuran ketidaklengkapan rekam medis
rawat inap pada petugas pendaftaran, perawat ruangan dan dokter pengisi rekam
medis. Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi
seluruh informasi tentang pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, isi
harus lengkap, benar dan legal, termasuk resume medis dan resume keperawatan
dan seluruh hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang
bertanggung jawab” pendapat Gini (2013).
Daftar Rujukan
ArsilRusli. (2006). ManuaL RekamMedis.(http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/48290/mod_resource/content/1/62_MANUAL_REKAM_MEDIS.pdf) . 10 september 2018.
SitiNurulKhasanah.
(2011). ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PPOK EKSASERBASI AKUT BERDASARKAN
ICD 10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SRAGEN TRIWULAN II TAHUN 2011 . (https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/view/23/0). 10
September 2018.
IzhaSukmaRamadhani. (2008). FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN
REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA . ( https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33566250/37-132-1-PB.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1536942491&Signature=j61Pl8Ok9c0T6wyPWRKrA64u6u4%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3D82_FAKTOR_PENYEBAB_KETIDAKLENGKAPAN_DOKU.pdf) .
10 September 2018.
SuciRahmawati.
(2011). TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 . (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI+REKAM+MEDIS+UNTUK+KEBUTUHAN+PENDIDIKAN+DI+RUMAH+SAKIT+UMUM+DAERAH+DR.+MOEWARDI+SURAKARTA+TAHUN+2011++&btnG=). 10 September 2018.
Budi Riyanto. (2012). TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN
PENGAMBILAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2012. (Https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=TINJAUAN+PELAKSANAAN+PENYIMPANAN+DAN+PENGAMBILAN+DOKUMEN+REKAM+MEDIS+DI+BAGIAN+FILING+RSUD+KABUPATEN+KARANGANYAR+TAHUN+2012+&btnG= ). 10 September 2018.
YennyAstuti Dian Rahayu. (2015). KELENGKAPAN
INFORMASI PENUNJANG DALAM PENENTUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE HUMERUS
PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI. ( https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=KELENGKAPAN+INFORMASI+PENUNJANG+DALAM+PENENTUAN+KEAKURATAN+KODE+DIAGNOSIS+FRACTURE+HUMERUS+PASIEN+RAWAT+INAP+DI+RSUD+Dr.+MOEWARDI+&btnG=). 10 September 2018.
Ninawati. (2015). KELENGKAPAN INFORMASI PENUNJANG
DALAM PENENTUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE HUMERUS PASIEN RAWAT INAP DI
RSUD Dr. MOEWARDI. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=KELENGKAPAN+INFORMASI+PENUNJANG+DALAM+PENENTUAN+KEAKURATAN+KODE+DIAGNOSIS+FRACTURE+HUMERUS+PASIEN+RAWAT+INAP+DI+RSUD+Dr.+MOEWARDI+&btnG=). 10 September 2018.
Bambang Widjokongko.(2015). PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN
REKAM MEDIS AKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM JATI HUSADA KARANGANYAR TAHUN 2015. (
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PREDIKSI+KEBUTUHAN+RAK+PENYIMPANAN+DOKUMEN+REKAM+MEDIS+AKTIF+DI+RUMAH+SAKIT+UMUM+JATI+HUSADA+KARANGANYAR+TAHUN+2017+&btnG). 10 September 2018.
FrentiGiyana. (2012). ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN REKAM
MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG. ( https://www.neliti.com/publications/18739/analisis-sistem-pengelolaan-rekam-medis-rawat-inap-rumah-sakit-umum-daerah-kota). 10
September 2018.
EtiMurdani
(2007). PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK MENDUKUNG EVALUASI PELAYANAN DI
RSU BINA KASIH AMBARAWA. ( https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENGEMBANGAN+SISTEM+INFORMASI+REKAM+MEDIS+RAWAT+JALAN+UNTUK+MENDUKUNG+EVALUASI+PELAYANAN+DI+RSU+BINA+KASIH+AMBARAWA+++++&btnG=). 10 September 2018.
Gini
Wuryandari.( 2013). PeningkatanKelengkapanRekamMedis
.( http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-akk941684c4e72full.pdf). 10
September 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar